Candi tertinggi di Yogyakarta (CANDI IJO)

Menyusuri jalan menuju bagian selatan kompleks Istana Ratu Boko adalah sebuah perjalanan yang mengasyikkan, terutama bagi penikmat wisata budaya. Bagaimana tidak, bangunan candi di sana bertebaran bak cendawan di musim hujan. Satu diantaranya yang belum banyak menjadi perbincangan adalah Candi Ijo, sebuah candi yang letaknya paling tinggi di antara candi-candi lain di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9, di sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Hijau atau Gumuk Ijo yang ketinggiannya sekitar 410 m di atas permukaan laut. Karena ketinggiannya, maka bukan saja bangunan candi yang bisa dinikmati tetapi juga pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras seperti di daerah pertanian dengan kemiringan yang curam. Meski bukan daerah yang subur, pemandangan alam di sekitar candi sangat indah untuk dinikmati.

Kompleks candi terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras berundak. Teras pertama sekaligus halaman menuju pintu masuk merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur. Bangunan pada teras ke-11 berupa pagar keliling, delapan buah lingga patok, empat bangunan yaitu candi utama, dan tiga candi perwara. Peletakan bangunan pada tiap teras didasarkan atas kesakralannya. Bangunan pada teras tertinggi adalah yang paling sakral.

WISATA TEBING BREKSI SAMBIREJO YOGYAKARTA

Foto by : www.tebingbreksi.com

Sebelum menjadi tempat wisata, lokasi Taman Tebing Breksi sebelumnya adalah tempat penambangan batuan alam. Kegiatan penambangan ini dilakukan sejak tahun 80-an oleh masyarakat sekitar. Di area lokasi penambangan terdapat tempat- tempat pemotongan batuan hasil penambangan untuk dijadikan bahan dekorasi bangunan. Pada pertengahan tahun 2014, kegiatan penambangan di tempat ini ditutup oleh pemerintah. Penutupan ini berdasarkan hasil kajian yang menyatakan bahwa batuan yang ada di lokasi penambangan ini merupakan batuan yang berasal dari aktivitas vulkanis Gunung Api Purba Semilir. Kemudian lokasi penambangan ditetapkan sebagai tempat yang dilindungi dan tidak diperkenankan untuk kegiatan penambangan.

Pada bulan Oktober 2015 kawasan Taman Wisata Tebing Breksi ditetapkan sebagai salah satu dari geoheritage Jogja. Setelah penutupan aktivitas tambang tersebut, masyarakat mendekorasi lokasi bekas pertambangan ini menjadi tempat wisata yang layak untuk dikunjungi. Tepatnya pada 30 Mei 2015, Tebing Breksi ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai tempat wisata baru di Jogja. Alasan tertentu yang membuat objek wisata Taman Tebing Breksi menjadi salah satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Pasalnya, potensi wisata alam yang dimilikinya menawarkan banyak hal yang tidak boleh dilewatkan, diantaranya adalah pemandangan dinding tebing dengan ornamen patahan yang terlihat begitu artistik. Sebab, pada dasarnya tebing ini memang sudah terbentuk jutaan tahun yang lalu dan dijadikan sebagai tempat penambangan. Walaupun saat ini sudah tidak lagi dijadikan sebagai tempat penambangan, tapi sisa-sisa dari aktivitas penambangan tersebut mampu menghadirkan ornamen pahatan yang membuat tebing tersebut tampak seperti kue lapis. Itulah yang menjadi salah satu potensinya, sehingga tebing yang satu ini menjadi sangat menarik untuk dikunjungi.

Foto by : www.tebingbreksi.com

Berfoto dengan latar tebing, sepertinya menjadi salah satu hal yang wajib untuk dilakukan. Oleh karena itu, tak heran jika tebing ini menjadi salah satu tempat favorit untuk berfoto, terutama bagi para pengunjung yang ingin melakukan sesi prewedding, wedding, kopdar komunitas, event musik,dan momen sepesial lainnya. Hal yang paling istimewa saat berada di tebing ini adalah, dari atas tebing para wisatawan bisa melihat keseluruhan kota Jogja, bahkan aktivitas masyarakat pun dapat terlihat dari atas tebing. Selain itu, wisatawan dapat menikmati sunset, camping, dan menikmati destinasi wisata di sekitar Taman Tebing Breksi Seperti Candi Ijo, Batu Papal, Selo Langit, Candi Banyunibo, Arca Gupolo, Candi Barong, Tebing Banyunibo, dan Spot Riyadi menggunakan jeep wisata.

Dengan adanya Wisata Taman Tebing Breksi dapat membuka peluang kerja yang awalnya 60-an orang penambang. Setelah wisata Taman Tebing Breksi dibuka kini ada sekitar 400-an orang yang bekerja terdiri dari pengelola, papal batu, Jeep wisata, karyawan Balkondes, kuliner dan lapak kaki lima. Warga disekitar wisata Taman Tebing Breksi juga menyediakan Homestay untuk pengunjung yang ingin menikmati waktu lebih lama di Taman Tebing Breksi.

Telkom Living Lab Smart City Nusantara
Jl. Gunung Sahari Raya No.53, Jakarta Pusat
Living Lab Smart City Nusantara
 
© 2020, Smart Village Nusantara. Hak Cipta Dilindungi